Selamat pagi dunia.. Hmmm.. Sepagi ini, Malang sudah ribut dengan anginnya yang beberapa hari sebelumnya sudah kembali tenang dan aman.. Dingin-dingin seperti ini, nikmat sekali ditemani teh hangat dan roti untuk mengisi perut kosong... Pagi ini kita mengenal sosok wanita yang didambakan setiap orang saja yuk sambil menikmati teh hangat.. Sosok Siti Hajar.. Simak ya....!!!
Pada saat Nabi Ibrahim membawa Hajar dan puteranya ke makkah, Hajar dalam keadaan menyusui Ismail. Hingga akhirnya Ibrahim menempatkan keduanya di sebuah rumah, dibawah pohon besar di dekat dimana mata air zam-zam nantinya muncul. Pada saat itu, di Mekkah tidak ada seorangpun dan tidak ada pula air. Ibrahim meletakkan keduanya disana dan disisi mereka geribah yang di dalamnya terdapat kurma dan bejana yang di dalamnya terdapat air.
Setelah itu Ibrahim berangkat dan diikuti oleh Hajar seraya berkata :
"Hai Ibrahim, kemana engkau hendak pergi? Apakah engkau meninggalkan kami sedang di lembah ini tidak terdapat seorang manusia pun dan tidak pula makanan apapun?"
Yang demikian diucapkan berkali-kali namun Ibrahim tidak menoleh sama sekali, hingga akhirnya Hajar berkata :
"Apakah Allah menyuruhmu ini?"
"Ya", jawab Ibrahim.
"Kalau begitu kami tidak disia-siakan"
Setelah kepergian Nabi Ibrahim, Hajar tetap menyusui Ismail dan minum dari yang tersedia sehingga ketika air yang ada dalam bejana habis, maka ia dan puteranya meresa haus. Lalu Hajar melihat puteranya dalam keadaan lemas. Kemudian ia pergi tidak tega melihat anaknya tersebut. Maka ia mendapatkan Shafa, merupakan bukit yang paling dekat dengannya. Lalu ia berdiri di atas bukit sambil melihat lembah, adakah orang disana? Tetapi dia tidak mendapatkan seorangpun. Setelah itu, ia menuruni lembah dan mendatangi Marwah. Ia berdiri disana seraya melihat-lihat tidak adakah orang disana? Namun tetap tak ditemukan siapapun, bahkan sampai ia lakukan hingga tujuh kali. Setelah mendekati Marwah, ia mendengar suara menyerukan . Lalu ia mencari suara tersebut dan berkata :
"Aku telah mendengarmu, apakah engkau dapat memberikan bantuan?"
Ternyata suara itu bersumber dari malaikat. Lalu malaikat itu mengais-ngais tanah hingga akhirnya muncul air. Selanjutnya, Siti Hajarpun mendatangi air tersebut dan mengisi bejananya dengan air dan kemudian menemui anaknya. Lalu malaikat berkata padanya :"Janganlah engkau takut disia-siakan, karena di sini akan dibangun sebuah rumah oleh anak ini bersama dengan bapaknya, dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan keluarga-Nya"Singkatnya dengan adanya mata air zam-zam tersebut, dalam waktu yang singkat tempat itu menjadi perkampungan yang kemudian terus membesar, sampai Mekkah saat ini, Mekkah yang didatangi oleh jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia.
Dalam kejadian ini Rasulullah bersabda ;
“ Semoga Allah memberikan rahmat kepada ibunya Ismail, seandainya ia tidak menceduk air zam-zam, niscaya air zam-zam itu hanya menjadi sumber air yang terbatas”.
Keimanan dan ketakwaan Siti Hajar dalam kisah ini diabadikan oleh Allah menjadi salah satu rukun yang wajib dilakukan dalam ibadah haji, ia adalah sa’i.
Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam rukun sa’i dalam ibadah haji; salah satunya adalah, dalam menikmati sebuah proses dalam kehidupan diperlukan kesabaran yang bukan berarti diam. Dengan berlarinya Hajar di antara shafa dan marwa, adalah bentuk ketakwaan yang ditunjukkan melalui satu upaya (ikhtiar) sebatas yang bisa dilakukan oleh dirinya pada sat itu.
Bisa kita bayangkan, di tempat yang tak ada sesiapapun, sangat mustahil bisa menemukan pertolongan. Hanya Allah yang bisa membantu. Dan bertakwa adalah modal utamanya.
Hal ini semakna dengan ayat ;
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…”.
Bentuk ketakwaan yang bisa dilakukan oleh Siti Hajar, adalah dengan berlari-lari, tidak dengan berdo’a saja tanpa usaha lalu diam atau menangis saja meratapi nasibnya. Dan ketika ketakwaan sudah dilakukan, maka datanglah pertolongan Allah, dengan mengutus malaikatnya sebagaimana di kisahkan dalam hadits di atas.
Demikian pertolongan Allah yang kita petik dari kisah Siti Hajar. Pertolongan yang tak terduga. Dalam keadaan bagaimanapun, jangan putus asa. Jika tak ada seorangpun disekeliling kita, jangan takut karena kita tidak sendiri dan kita tidak pernah sendiri.
Selamat Membaca dan Semoga Bermanfaat
Saya yakin semua kaum hawa ingin seperti siti hajar
BalasHapusyap, itu benar
BalasHapusMajalah Siantar